Substansi Faa’il

Ditinjau dari segi akar katanya, isim fail dicetak menggunakan fi’il yang berwazan ‘ فَعَلَ ’ hal ini merupakan ta’rif isim fail dalam pandangan shorfiyah. Kali ini, saya akan menjelaskannya dari segi nahwiyah-nya.

Definisi Faa’il Dari 3 Kitab

Dalam Matan Al-Jurumiyah

الْفَاعِلُ هُوَ الْاِسْمُ الْمَرْفُوْعُ الْمَذْكُوْرُ قَبْلَهُ فِعْلُهُ

Faa’il adalah isim yang dibaca rofa’ yang disebutkan sebelum fi’ilnya

Dalam Nadhom Al-‘Imrithi

فَالْفَاعِلُ اسْمٌ مُطْلَقًا قَدِارْتَفَعْ / بِفِعْلِهِ وَالْفِعْلُ قَبْلَهُ وَقَعْ

Secara mutlak, isim fail adalah isim yang dibaca rofa’ dengan fiil yang mendahuluinya

وَوَاجِبٌ فِى الْفِعْلِ أَنْ يُجَرَّدَا / إِذَا لِجَمْعٍ أَوْ مُثَنَّى أُسْنِدَا

Ketika ada faa’il yang bentuknya jama’ atau tasniah, maka fi’ilnya harus berbentuk mufrod

Contohnya: ضَرَبَ زَيْدَيْنِ حِصَانًا (dua Zaid memukul kuda) atau ضَرَبَ أُسْتَذِيْنَ الْمُدَرِّسَ الشَّقِي (para ustadz memukul santrinya yang nakal)

Dalam Nadhom Alfiyah

الْفَاعِلُ الَّذِيْ كَمَرْفُوْعَيْ أَتَى / زَيْدٌ مُنِيْرٌ وَجْهُهُ نِعْمَى الْفَتَى

Isim faa’il adalah isim marfu’ (yang dibaca rofa’) yang letaknya a) setelah fi’il, contohnya: أَتَى زَيْدٌ مُنِيْرًا وَجْهُهُ b) terletak pada isim sifat, زَيْدٌ حَسَنٌ وَجْهُهُ c) setelah fi’il ghoiru mutashorrif (fi’il yang tidak mempuyai bentuk tashrif)  نِعْمَى الْفَتَى

Unsur Faa’il

Ruang lingkup faa’il dalam pembagian kecilnya, terbagi menjadi dua:

A) Faa’il Isim Dhohir (Shorih)

قَرَأَ زَيْدٌ الْكِتَابَ (Zaid membaca buku)

Dalam lafadz tersebut, faa’ilnya bukanlah terdiri dari isim dhomir, yakni: زَيْدٌ

B) Faa’il Isim Dhomir

ضَرَبْتُ إسْمَاعِيْلَ (Saya memukul Isma’il)

Dalam lafadz tersebut, faa’ilnya berupa dhomir (kata ganti) تُ (kata ganti orang pertama tunggal) yang artinya ‘saya’

Bukti adanya faa’il isim dhohir dan dhomir terdapat dalam beberapa kitab

وَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ ظَاهِرٍ وَمُضْمَرٍ.....متن الآجُرُّمِيَّةِ

Isim faa’il ada dua, yakni: Dhohir (nampak) dan Mudhmar (tersimpan)

وَقَسَّمُوْهُ ظَاهِرًا وَمُضْمَر.......نَظْمُ الْعِمْرِطِى

Ulama nahwu membagi isim fail menjadi dua, yaitu: Dhohir dan Dhomir

وَبَعْدَ فِعْلٍ فَاعِلٌ فَإِنْ ظَهَرَ /  فَهْوَ وَإِلاَّ فَضَمِيْرٌ اسْتَتَرْ.....نَظْمُ الأَفِيَةِ

Faa’il itu terletak setelah fiilnya. Jika failnya nampak, maka disebut faa’il isim dhomir. Apabila sebaliknya, maka yang demikian itu faa’il isim dhomir

Dalam kitab Al-Mu’jam Al-Mufasshal juga disebutkan demikian. Hanya saja ada sedikit tambahan dalam kitab ini, yaitu: Isim Muawwal (yang ditakwil), contohnya: يَسُرُّوْنِيْ أَنْ تَفُوْزَ perlu diingat, yang ditakwil di sini yaitu pada lafadz, أَنْ تَفُوْزَ, karena sebelum lafadz Tafuuza ada An Masdhariah[1].

Cara Mentakwil Kata An-Tafuuza

A) Buanglah ‘an’ nya, sebab ia sudah tidak dibutuhkan lagi. Hanya saja ia sebagai perantara untuk mentakwil

B) Cari akar katanya. Misal, تَفُوْزَ lafadz tersebut di ambil dari kata فَازَ

C) Tentukan bentuk mashdarnya. تَفُوْزَ masdharnya فَوْزًا

D) Pakailah bentuk mashdar yang rofa’ disebabkan hukum daripada faa’il sendiri itu tertentu pada rofa’. فَوْزًا asalnya nashob menjadi rofa’ فَوْزٌ

E) Carilah khitobnya. Misal, تَفُوْزَ kata ini menggunakan khitob أَنْتَ (kamu laki-laki satu).

F) Mudzofkan khitob أَنْتَ pada masdarnya تَفُوْزَ yaitu فَوْزٌ. Kemudian rubahlah khitobnya menjadi jer, karena hukum kata yang dimudzofkan harus menjadi jer. فَوْزُكَ

Apabila kita mengkaitkan dengan apa yang disebutkan di Al-Mu’jam Al-Mufasshal, maka unsur faa’il tebagi menjadi 3. Lumrahnya, memang, faa’il itu terbagi menjadi 2 unsur sebagaimana yang kita ketahui.

 Baca Juga: Pengertian dan Pembagian I'rob



[1] Takwilan-nya menjadi يَسُرُّنِيْ فَوْزُكَ

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url